Document Type
Article
Abstract
Paper ini berupaya menganalisa implikasi perilaku bank dalam menentukan portofolio terhadap tingkat efektivitas kebijakan moneter. Dengan kerangka analisa comparative static, paper ini mengetengahkan model industri perbankan yang bersifat monopolis dimana pemilik bank memaksimalkan profit dengan kendala tertentu baik yang berasal dari kesanggupan modal maupun kendala akibat regulasi.Kalibrasi model pada kondisi optimal, mengindikasikan bahwa penurunan fungsi disintermediasi bank yang didominasi oleh faktor asymmetric information, akan berakibat pada menurunnya efektifitas kebijakan moneter.Kesimpulan ini berimplikasi pada (i) perlunya Biro Kredit dan rating agencies untuk menyempurnakan informasi, (ii) perlunya investasi yang lebih besar oleh perbankan atas kapasitas riset dan sistem monitoring, (iii) perlunya mempertimbangkan skema garansi kredit, (iv) perlunya koordinasi yang lebih baik antara kebijakan mikro dan makro demi kestabilan makro yang akan meningkatkan keyakinan publik dan terakhir, (v) perlunya mempromosikan perkembangan lembaga keuangan non-bank, untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan atas lembaga perbankan.JEL: E52, E58, G21Keyword: Disintermediation, monetary policy, banking sector, interest rate.
Recommended Citation
Alamsyah, Halim; Zulverdi, Doddy; Gunadi, Iman; Idris, Rendra Z.; and Pramono, Bambang
(2005)
"Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia,"
Bulletin of Monetary Economics and Banking: Vol. 7:
No.
4, Article 4.
DOI: https://doi.org/10.21098/bemp.v7i4.122
Available at:
https://bulletin.bmeb-bi.org/bmeb/vol7/iss4/4
First Page
499
Last Page
521
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
Country
Indonesia
Affiliation
Bank Indonesia